Prosesi Kurungan Sintren


kurungan ayam seukuran manusia sudah disiapkan dengan dibungkus kain batik hitam. Si gadis lantas dibaringkan di atas tikar, dibungkus lantas didorong masuk ke dalam kurungan ayam jumbo itu. Di sinilah prosesi Sintren dimulai. Dua sinden mendendangkan lagu dalam bahasa Cirebon.
"Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi turu, penontone buru-buru," nyanyi mereka berdua. Kira-kira artinya begini: "Gulung, gulung ranjang. Anak Sintren lagi tidur, penontonnya tidak sabar."
Pria berbaju hitam terus membakar kemenyan, menghasilkan asap yang sangat tebal. Dia berkeliling sambil merapal doa. Asap kemenyan pun terbang kesana kemari tertiup angin. Empat penari menabur bunga. Seketika tempat itu dirundung suasana seram.
Kurungan ayam tiba-tiba diangkat. Ajaib! Gadis yang dibungkus kain dan dililit tali berubah penampilan! Penonton terkesiap, dan sontak bertepuk tangan. Si gadis kini memakai baju penari berwarna merah, kain batik hitam dengan mahkota dan kacamata hitam. Pria berbaju hitam memegang kening si gadis, menghipnosis. Si gadis lantas menari dalam kondisi trance.
Syarat penari Sintren adalah Seorang ABG, penampilannya biasa saja berdiri di depan para pemain gamelan, di hadapan kepulan asap kemenyan. Kemudian tiga orang berbaju hijau dan seorang berbaju hitam, tampaknya pemimpinnya, melilit gadis remaja ini dengan kain batik. Tali itu melilitnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

0 Komentar