Bagaimana cara melestarikan sintren

Kesenian sintren ini  sudah termasuk kesenian yang langka. Bahkan di daerah asalnya sendiri kita sulit menemukan grup sintren. Sungguh beruntung sekali orang yang pernah menyaksikan kesenian ini secara langsung.

Kelangkaan kesenian ini, juga bersumber dari masyarakat Indonesia yang tidak mau melestarikan dan mencintai kesenian mereka sendiri. Jangankan untuk mencintai kesenian sintren, menjadi salah satu bagian dari pertunjukan inipun mungkin mereka harus berfikir dua kali. Bisa saja mereka berat harus menjalankan ritual yang menjadi syarat penari sintren. Misalnya masih harus gadis dan belum menikah. Selain itu harus bersedia dimasuki roh didalam tubuhnya.
Di masa globalisasi, sesungguhnya sangat mudah melestarikan kesenian sintren. Jangan sampai kesenian sintren ini hilang di makan zaman. Ada beberapa cara melestarikan kesenian ini, meskipun kita tidak harus menjadi bagian dari grup sintren, kita bisa menjadikan pertunjukan sintren sebagai objek utama dalam kebutuhan wisata budaya. Tidak sulit sesungguhnya menjadikan sebuah kesenian menjadi objek wisata budaya. Hanya dengan keinginan yang besar , kecintaan terhadap kesenian sintren dan kemampuan bekerjasama dengan grup kesenian sintren, semua akan berjalan dengan baik.
Namun, kita tidak perlu khawatir akan kelangkaan kesenian ini di masa globalisasi. Dari sekian juta lebih masyarakat Indonesia, ternyata masih ada yang mau melestarikan kesenian ini. Di tahun 2002, kesenian ini pernah diangkat kedalam sebuah film local berjudul sintren oh sintren. Film produksi Sindoro Multimedia Studio’s tersebut menceritakan tentang keinginan seseorang untuk menghidupkan kembali tradisi kesenian sintren. Di film tersebut membandingkan betapa music dangdut lebih diminati daripada kesenian sintren. Meskipun banyak kontrovesi tentang pemutaran film ini, yang terpenting adalah masih ada orang kreatif yang mau membuat kesenian ini dikenal oleh generasi lainnya. Dan mau menjadi bagian untuk melestarikan kesenian ini.

Selain itu, dalam festival budaya di Cirebon, kesenian ini sering ditampilkan. Atau di festival budaya di Subang, Indramayu, Sumedang, Bekasi, dan Karawang. Di Cirebon sendiri, hanya tersisa dua grup sintren yang masih eksis saat ini, masing-masing adalah pimpinan Ny. Nani dan Ny. Juju. Meskipun hanya tersisa sedikit, setidaknya ada bagian masyarakat Indonesia yang mau melestarikannya.
Warisan budaya nenek moyang ini, jangan sampai hilang di telan zaman yang semakin modern.  Orisinalitas juga harus tetap dijaga dalam pertunjukan kesenian ini. Budaya kita adalah budaya Indonesia, kesenian kita adalah kesenian Indonesia. Jangan lebih kita mencintai budaya asing, tetapi pelajarilah kesenian dan budaya yang lebih mewah yang kita miliki di Negara tercinta ini, Indonesia.  Kalau bukan kita sendiri yang mau melestarikan kesenian yang unik ini? Siapa lagi?.

(http://kebudayaankesenianindonesia.blogspot.com/2012/05/kalau-bukan-kita-siapa-lagi-yang-bisa.html?m=1)

Cara untuk melestarikan budaya


Kebudayaan dapat dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu:

a.    Culture experience

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedallam sebuah pengalaman cultural, jikan budaya tersebut berbentuk tarian  maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut dengan demikian setiap tahunnya selalu dijaga kelestarian budaya tersebut.

b.   Culture knowledge

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasikan kedalam banyak benuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para generasi muda dapat mengetahui tentang kebudayaannya sendiri.

Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kita juga dapat melestarikan kebudayaan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang dilakukan oleh Negara-negara lain. Penyakit masyarakat ini adalah terkadang tidak bangga terhadap produk atau kebudayaan  Negara sendiri. Kita lebih bangga terhadap budaya-budaya luar yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita. Budaya daerah banyak yang hilang dikikisjaman. Oleh sebab itu kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan melestarikannya, akibatnya kita baru bersuara ketika Negara lain sukses dan terkenal dengan budaya yang mereka curi secara diam-diam.

Selain itu peran pemeintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah penting. Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang cukup strategis dalam upaya pelestarian  budaya lokal. Pemerintah harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya pelestarian budaya. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas di dukung adalah penampilan kebudayaan-kebudayaan daerah di setiap event-event tertentu. Semua itu harusa dilakukan sebagai upaya pengenalan budaya lokkal kepada generasi muda.  Demikian juga dengan melalui jalur pendidikan dengan muatan kecintaan terhadap budaya lokal.

Solusi dalam memelihara budaya lokal Cirebon.

Dari beberapa masalah diatas terdapat solusi agar budaya lokal bisa terus ada sampai kapannpun dengan cara pelestarian, diantaranya yaitu:

a.    Memperkenalkan macam- macam budaya lokal kepada masyarakat luas dengan cara mengadakan festival-festival yang diselenggaran oleh pihak kesenian yang didukung oleh pemerintah baik dalam penyediaan dana maupun fasilitas yang lainnya karena kegiatan ini juga merupakan tanggung jawab pemerintah dalam melestarikan kebudayaan lokal.macam- macam budaya lokalnya adalah sebagai berikut: tayuban, gamyung, batik, lukis kaca, tarling, sintren , tari topeng dan lain-lain.

b.   Melalui jalur pendidikan yang bermuatan lokal. Menerapkan ekstrakulikuler seperti tari topeng, batik, lukis kaca, tarling, dll. Agar generasi muda mengetahui dan mempraktikan kebudayaan lokal pada kehidupan sehari-hari dan generasi muda yang berbakat akan dikenali oleh masyarakat dengan keahlian nya dalam mempelajari budaya lokal tersebut, sehingga ketika ada acara tertentu generasi muda tersebut diminta untuk menampilkan kahliannya tersebut dan tentunya itu hal yang sangat membanggakan.

c.    Melalui sanggar seni Mereka berusaha melestarikan budaya local dengan carabekerja sama dengan pemerintah, sekolah dan pihak lain dalam mempromosikan keahliannya tersebut agar bisa memikat generasi muda yang mempunyai kesadaran terhadap budaya lokal dan generasi muda yang berpikir positif yang penuh dengan rasa ingin tahu terhadap budaya lokal tersebut, serta generasi muda yang aktif.sehingga  melalui sanggar seni kebudayaan lokal terselamatkan dari perubahan perilaku masyarakat.

(http://ungekurnati.blogspot.com/2015/06/makalah-tentang-mengenal-dan.html?m=1)



0 Komentar